Monday, June 6, 2011

I Just Wanna Go Home

I thank you Lord for your guidance
cos it's all that I can count on
right here, right now... Lord, this is your house

(DMX-Prayer III)

People change! Itu kalimat yang menjadi topik diskusi seru antara gw dan the guy inside me kali ini. Ini menjadi topik yang menarik, I’ll tell you the reason. Gw sudah dewasa, sangat, sangat dewasa *berusaha menghindari kata tua* he..he…. Seorang teman ngasih tau gw kalimat bijak kaya gini, “Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa, itu adalah pilihan.” Terus gw juga sering dengar kalimat bijak gini, “Waktu yang akan mendewasakan kita” 
 
Gw coba memaknai dan memahami dua kalimat bijak tadi. Kalo di umpamain, perjalanan hidup itu seperti sebuah rute perjalanan yang harus kita titi, jalan di mana kita sebagai pengembara akan selalu menemukan persimpangan–persimpangan yang harus dipilih. Setiap persimpangan yang kita temui itu lah, menurut gw, sebagai bibit yang akan memupuk kedewasaan seseorang. Pada setiap persimpangan kita mendapat berkesempatan menjadi dewasa, pada setiap pilihan yang kita temui, ada kesempatan untuk mendewasakan diri. 

Kenapa?
Karena dari pilihan-pilihan itu kita baru bisa mengerti, apa itu benar setelah memilih yang salah.
Kita baru tahu apa itu sehat setelah mengalami sakit.
Kita baru memahami apa itu kebaikan setelah menjadi penjahat. Kesimpulannya, kita baru bisa menjadi positif setelah mengetahui negatif, atau mungkin menjadi negatif. 
 
Stop right there!” Kata the guy inside me. Dia ngerasa gw, dengan penjelasan yang njelimet n membuat pusing kepala, berusaha mencari pembenaran atas kesalahan, sakit, kejahatan n hal negatif yang pernah or mungkin masih gw lakuin.
Well, he probably rights! What can I say, he knows me that much. He understands me better then myself.

Ya, bisa jadi gw memang mencari pembenaran, bisa jadi gw ga mau disalahin atas itu semua. Tapi coba loe pahami cara gw berpikir. Letakin pikiran dan hati loe di posisi gw. Kita ga akan pernah mengetahui nikmatnya sehat klo kita ga pernah mengalami sakit. Kita ga bisa bilang enakan sehat karena bisa begini dan begitu, melakukan hal-hal yang ga bisa dilakukukan waktu sakit, karena ga punya pembanding. Kita ga akan pernah menjadi baik, kalo ga memahami apa itu kebaikan dan apa itu keburukan. Kita harus mengalami dua-duanya.

WHooah” sambil nguap karena bosan the guy inside me bertanya, “sebenernya apa sih yang mo loe omongin, gw ngerti banget nih, klo dah muter-muter gini ngomongnya, ada hal yang mo loe omongin, tapi susah keluarnya.”
Mmmmm..... I wanna go home! Gw sudah sangat dewasa, sudah cukup lama gw berada di “jalanan”, gw dah terlalu lelah tersesat di banyak persimpangan yg gw temui. 
 
I wanna be at home, gw pengen merasakan kembali menjadi diri gw yang terbungkus dalam kain bedong kepolosan dan kejujuran. Gw pengen punya lagi perasaan aman dan terlindungi oleh perisai kasih sayang dan keperdulian. Gw pengen berhenti jadi sok tahu dan menjadi tunduk-ikhlas dituntun oleh pengetahuan dari orang bijak. Gw pengen ngerasain n ngedapeti lagi semua yang pernah gw rasain n dapetin di rumah, cuma di rumah.
God, help me change to be the person I used to be!


Starbuck Semanggi, 5.45 WIB, menggunakan Office Libre 3.0 di Snow Leopard.

No comments:

Post a Comment