Ini bermula gara-gara gw melihat pelanggalaran lalu lintas yang dilakukan oleh dua pengendara motor. Meraka naik motor bertiga tanpa helm, pengemudi di depan, yang dibonceng dibelakang, dan seekor kambing yang mau dikurbanin duduk, eh..., berbaring, eh... rebahan bukan itu ya posisinya? pokoknya dalam posisi yang ga nyaman, di tengah. Secara hukum itu melanggap peraturan lalu lintas, berbahaya buat diri sendiri, juga membahayakan pengendara lain. Bayangin aja gimana kalo itu kambing kaget dan berontak karena ada mobil disebelah motornya lewat.
Gw ga akan membahas pelanggaran peraturan lalu lintas yang dilakukan 2 orang dan seekor kambing tadi. Gw coba membahas, menumpahkan pikiran, n pertanyaan2 yang muncul seputar perayaan hari raya kurban.
Ketika kebanyakan orang fokus pada fakir miskin yang berhak menerima hewan kurban, kewajiban seorang muslim melaksanakan kurban, tata cara pelaksanaan kurban, atau juklak agar pembagian jatah kurban tidak sampai jatuh korban seperti tahun-tahun sebelumnya....walau tetep aja pelaksanannya sama, jatuh korban juga. Ga ngerti siapa yang kaya keledai, pelaksananya apa para penerima jatah kurbannya, maap klo sedikit emosi, abis terus terang, menurut gw itu malah menjatuhkan citra islam sendiri *sedikit idealis*
Balik lagi, yang mau gw bahas adalah tentang kamibingnya..., ya bener loe ga salah baca, gw akan ngebahas tentang kambingnya. Secara belakangan ini gw peratiin, entah karena orang makin males or makin pelit, mereka memilih membawa hewan kurban, khususnya kambing ke tempat penyembelihan menggunakan motor.Ter..la..lu. Bandingin dengan jaman ketika papa beruang yang berkurban. Gw ngajak jalan itu kambing dari tempat dibelinya ke tempat penyembelihannya, di masjid yang jaraknya lumayan jauh. Di bujuk kambingnya, "Mbee... udah jangan ngelawan, nurut aja, kamu mau ketemu Allah besok, ketemu Sang pencipta." Atau dipancing dengan daun-daunan, cara pamungkas ya ditarik. Atau kalo kita punya uang lebih sewa mobil bak terbuka untuk ngangkut itu kambing, si embek duduk nyaman di belakang sambil ngunyah dedaunan. Coba deh peratiin orang disekeliling komplek loe, masih ada ga yang narik-narik kambing kurban menuju masjid.Klo di tempat gw terus terang gw udah ga keliatan lagi beberapa tahun belakangan. Klo orang boncengan bertiga bareng kambing, banyak berseliweran.
Let me put you this way. Kembali ke sejarah awal ketika Allah memerintahkan nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, nabi Ismail sebagai bukti ketakwaannya kepada sang Khalik. Karena Allah tidak tega melihat nabi Ibrahim sedih, maka nabi Ismail yang siap disembelih, diganti wujudnya dengan seekor kambing. Jadi, klo ngeliat cerita sejarah tadi, sepertinya kambing yang siap disembelih untuk dikurbankan adalah perwakilan dari nabi Ismail. Makanya, sorry ga bisa ngasih dalil-dalilnya- tapi yang gw tau sarat-sarat untuk hewan yang hendak dijadikan hewan kurban adalah, cukup umur, tidak dalam kondisi bunting, sehat dan tidak menderita sakit, dll. Coba kalo kita memaknai pelaksanaan kurba dengan lebih baik, gw rasa, kambing-kambing yang sudah dipilih untuk dikurbankan, kambing-kambing pengganti nabi Ismali sebagai bukti ketakwaan kepada Allah pasti diperlakukan dengan baik. Loe boleh bilang gw lebay, itu cuma kambing ko' ga segitu-gitu amat kali...... tapi kalo kambing diperlakukan dengan tidak baik, apa dia akan sehat, apa ga malah jadi stres diajak keliling2 pake motor gitu. Coba deh lihat berita di TV, ada aja kejadian kambing or sapi stres yang bikin ulah sebelum di potong... ampe lari2 dijalan, nyeruduk orang, sampe yang paling aneh kemaren di TV kawin di jalan. Balik lagi ke jaman papa beruang, ga ada tuh, sapi or kambing stres ketika mau disembelih. Berontak iya, tapi pasrah pada akhirnya, mungkin itu kerjaannya Allah yang bisikin ke kambing...."Mbek' tenang ya, nurut aja, kita akan segera ketemu." Akhirnya si Kambing dengan ikhlas menyerahkan nyawanya demi manusia agar dipandang takwa oleh Allah. Ya kalo kambingnya stres, mana dengar dia bujukan Allah, mana kenal lagi dia dengan Allah. Akibatnya dia ga ikhlas menyerahkan nyawanya. Kan ga enak dagingnya nanti....alot *pengaruh ga sih?*
The point is, Have some respect please! hargai kambing dan sapi yang sudah mengrelakan, mengikhlaskan dirinya dijadikan kurban, perlakukan merekan dengan baik sampai waktunya mereka bertemu sang Pencipta. Beri makanan yang cukup, beri tempat menetap yang layak sebelum hari H, gw pernah denger bahkan ada yang memandikan dan memijat-mijat terlebih dahulu sebelum disembelih. That's sounds good idea.
kata mbek, makasih ya om dung2 atas kepeduliannya thd kami .. hehe.
ReplyDeletenice post, bro
Iya mas_bay suka ga tegaan liat kambing digituin :D
ReplyDelete