“Gw pasti dateng deh… paling telat2 dikit.”
“Aku butuh kepastian dari kamu….”
Engga tau kenapa belakangan kata itu begitu mengganggu gw.
Tapi apa iya sekarang ini ada yang bisa kita pastikan?
Seseorang pernah bilang “ga ada lagi yang pasti di dunia ini…” semuanya serba unpredictable. Kita udah ga bisa lagi bilang kalau musim hujan mulai terjadi di bulan yang berakhiran dengan –ber. Kita ga bisa menjamin kalau kesadaran membayar pajak masyarakat Indonesia meningkat, pelayanan dan fasilitas publik akan tertangani dengan baik , sehingga kehidupan dan kesejahteraan masyarakan akan meningkat dan membaik. Bahkan ilmu matematika pun, mungkin sudah harus kita ragukan tingkat kepastiannya. Gw jadi mulai meragukan kalau 1+1 =2.
Let me make you see the way I see it.
Waktu kecil gw diajarin Papa Beruang (bokap) dan Kucing Betina (nyokap), kalo kamu berbuat baik sama orang, maka orang lain pasti akan berbuat yang sama untuk kamu. Kalo kamu rajin belajar kamu akan jadi pintar, lalu menjadi orang sukses dan hidup bahagia. Kalo kamu begini pasti akan begitu….kalo kamu begitu pasti akan begini… masih banyak ajaran2 dari mereka yang akhirnya membentuk gw seperti sekarang ini. But that’s not how the world acted before me. Ada orang baik diperlakukan dengan tidak baik. ada orang rajin yang ternyata hidup merana. What I'am trying to say that ada area gradasi (gw lebih suka menggunakan istilah area gradasi, dari pada area abu-abu), percampuran kiri dan kanan, area di mana baik-dan buruk bergabung. Pintar dan bodoh bersatu.
Gw menyebutnya area gradasi,
Gw ga menyalahkan sepenuhnya Papa Beruang dan Kucing Betina, bahkan gw ga menyalahkan mereka sama sekali, karena tidak mengenalkan ke gw area gradasi ini. Gw yakin mereka sudah melakukan terbaik yang bisa mereka lakukan. Mereka memilki pikiran dan hati yang jelas, tegas dan terang, sehingga mereka tidak bisa melihat dan merasakan area gradasi ini.
So what can I do about it?
Suka atau tidak, we have to deal with it. Gw harus siap dengan segala kemungkinan yang ada …. Ga boleh terlalu naïf dengan menganggap cuma ada hitam dan putih, Cuma ada merah dan biru, Cuma ada baik dan jahat, Cuma ada laki-laki dan perempuan. Gw harus selalu sadar akan keberadan abu-abu, ungu, si muka dua, waria. Dan lain-lain.
Gw harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan menimpa gw. Gw harus menjalani hidup di area gradasi ini dengan tetap menatap lurus ke depan, sambil berpegang pada rambu-rambu masa lalu. Jangan memaksa untuk mengarahkan masa depan ke kanan, jangan pastikan masa depan berjalan ke arah kiri…. Ikuti saja Rambu-rambu yang terlihat di depan dan berharap rambu-rambu itu akan membawa loe ke tempat yang nyaman. Ke tempat di mana tidak ada yang menuntut kepastian, tapi menyamakan ide tentang kemungkinan. Tempat di mana tidak ada orang yang memaksakan kepastian tapi mengajukan kemungkinan, di mana kepastian akan terasa lebih ringan jika kita menjadikannya sebagai kemungkinan.
Jadi,
“Kapan nih kemungkinan Saya bisa terima barang yang saya pesan?”
“Gw mungkin dateng deh… paling telat2 dikit.”
“Aku butuh kemungkinan dari kamu….”
Lebih ringan kan?
No comments:
Post a Comment