Kemungkinan seseorang tersambar petir adalah 1 : 576.000
Kemungkinan seseorang menjadi Astronot adalah 1 : 13.200.000
(@faktanya adalah)
Abis baca tweet dari @faktanya adalah, ternyata dari sekian banyak urat yang ada di tubuh gw justru yang tersentuh adalah urat humor. Agak miris sih tapi geli aja mengetahui fakta bahwa lebih besar kemungkinan orang tersambar petir dibanding orang menjadi Astronot. Kocak!
Misalnya nih… seandainya loe cuma punya 2 pilihan, dengan konsekuensi masing masing tentunya, dan dengan probabilitas di atas, loe lebih milih kesamber petir, yang kemungkinan terwujudnya besar dan caranya mudah (ujan-ujanan aja sambil maen layangan), apa menjadi Astronot, yang kemungkinan tercapainya kecil (loe harus mati-matian belajar, daftar sana-sini, uji-test sana-sini dll)? Gw yakin loe bakalan milih jalan yg terjal dan sulit *jadi Astronot* sebelom gw jelasin pendapat gw lebih jauh…. Coba jelasin ke diri loe sendiri kenapa loe lebih memilih jalan yang terjal lagi mendaki? *Mulai bijaknya keluar nih…. he..he…*
Coba bayangin seandainya “kesamber petir” n “jadi Astronot” adalah sebuah tujuan hidup . Loe berada di persimpangan dan harus milih kemana tujuan loe.
Ett…. Tunggu dulu, sebelom pilih, gw perlengkapi elo dengan data-data berikut; data pertama, “kesamber petir”, untuk mencapai tujuan ini caranya mudah, loe ga perlu repot, ga perlu usaha keras, semua bisa dilakukan dengan mudah tanpa banyak hambatan, palingan loe mesti sabar-sabar aja dikit. Hasil akhirnya, loe gosong lah… klo masih idup apa engga, gw ga bisa memastikan. Tapi klo loe berharap setelah kesamber petir trus jadi penerus Poniman, or menjadi titisan Gundala putra petir, kayaknya engga deh *ko ngelantur* Yang gw coba sampein, hasil akhirnya “naas” pokoknya.
Data kedua, “jadi Astronot”, butuh perjuangann dan usaha keras, harus siap berhadapan dengan kegagalan-kegagalan, butuh banyak pengorbanan…. Intinya prosesnya sulit. Hasil akhirnya, loe tau sendiri, gw ga perlu ceritain.
Mempertimbangkan data-data di atas, gw yakin 99% bahwa kita bakalan milih jadi Astronot dengan konsekuensi menjalani proses yang sulit demi tujuan akhir yang di dambakan. Pilihan yang bijak!
Yup, Pilihan yang bijak. Dibutuhkan pikiran dan hati yang bijak untuk memilih. Gw termasuk tipe yang “panas” nya lama, minjem istilah bang Jack, mekanik motor gw. Untuk memilih yang benar dari yang salah, memutuskan mengambil yang tepat dari yang keliru, dan mengetuk palu, gw membutuhkan proses yang panjang dan lama. Uraian gw untuk benar dan salah bakalan panjang, pertimbangan gw tentang tepat dan keliru, mengular. Ya, gw ga akan membantah, I’m a safety player. Satu hal diputuskan setelah melalui proses yang panjang dan berliku, n gw ga keberatan jalaninnya, demi, sekali lagi demi apa yg gw dambain. Gw ga bilang kalo semua yang gw pilih itu pasti benar or tepat karena udah menjalani proses pertimbangan yang matang, ga juga sih… kadang-kadang gw juga menyesal ko dengan pilihan gw.
Masing-masing orang punya caranya sendiri dalam menjadi bijak menentukan menentukan pilihan. Bisa cepet bisa lama. Tapi satu hal yang mau gw tekenin…. Be wise in taking decision! Karena dalam setiap piliahan, ada proses yang harus loe jalanin, dan ada hasil akhir yang harus loe terima.
Jadi sudah siap untuk memilih?
sudaaah xixixi....
ReplyDelete