Wednesday, May 25, 2011

Aku Donk, Jeruknya Segede Bis Tingkat


Masih inget kalimat hiperbol kaya gitu? Atau yang kaya gini, “Uang Papaku donk, infinity.” --denger ponakan lagi maen pamer-pameran sama temen-temennya--- Gile ya anak sekarang, kosa katanya loh, infinity, jaman dulu palingan gw taunya combro ama bemo, “Bapak gua donk beli combro segede bemo.” *geleng-geleng kepala* Mungkin kalimat hiperbola loe ga sama persis, tapi gw rasa loe pasti punya. Bawa deh pikiran loe untuk mengingat masa lalu, bantu dengan arahin bola mata loe ke kiri-- katanya melihat ke arah kiri, dilakukan untuk mengingat masa lalu-- Am I remind you of something? Okey, mungkin bukan kalimat hiperbol, tapi kalimat personifikasi kaya gini misalnya, “Eh, tau ga sih, robot-robotan gua ini, klo ada yang mo jahatin gua selalu ngasih tau.”

Tunggu bentar, nih gw ngemeng hiperbol ama personifikasi pada ngerti ga? Mmm, kita minta tolong mbah Google n KBBI online untuk jelasin. Hiperbol: Ucapan (ungkapan, pernyataan) kiasan yang dibesar-besarkan, dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu. Nah, kalo Personifikasi: Pengumpamaan (melambangkan) benda mati seolah-olah hidup sebagai manusia.

Trus loe mo ngomongin apa? Jangan bilang klo loe mo ngomongin eskrim lagi or Hot Chocolate. “Jaka sembung naek ojek, Ga nyambung Jack.”

Engga ko' he..he.... we'll get there... just follow the path slowly. Jadi kalo yang hiperbol itu si ganteng, Akmal, ponakan gw, apa coba tanggapan orang-orang? Palingan mereka nanggepinnya dengan manis, senyum, ketawa geli, “Nih anak daya imajinasinya tinggi bener ya... dapet aja lagi perumpamaan-peumpamaan kaya gitu. Jeruk segede bis tingkat lah... ha..ha..., mungkin dia bercita-cita jadi petani sukses sekaligus jadi ilmuwan, Anak pinter.” *dipeluk deh*

Coba kalo yang hiperbol itu, si unyu donatello, gw, kamu kenapa dateng terlambat? tadi ada bus segede lapangan bola mogok ditengah jalan, jadi ga bisa lewat.” “Itu alesan kamu aja, pinteran dikit donk kalo bikin alesan, lagian mana ada bus segede lapangan bola. Kayaknya kamu perlu periksa ke psikiater.” Ngeek, *ngosek-ngosek tanah, air mata berurai*

Trus apa yg bikin keluarannya (output) nya jadi beda, kita sama-sama ganteng, kita sama-sama unyu, apa lagi yang kurang coba. Kenapa Akmal dapet repsons positif, trus gw dapet respons negatif. *masih berurai air mata*

Gw coba cari tau, apa yang bikin beda, merenung, banyak baca, bertanya sana sini, melakukan komparasi. Pokoknya I traveled around the world, crossed the seven sea, climbed the highest mountain, gone to hell and back. *lebay bener sih. Eh, boleh donk kan lagi hiperbol* Ternyata jawabannya ada di depan mata gw. Dibesar-besarkan untuk memperoleh efek tertentu, “Aha!” *gaya Andree OVJ* ini dia kuncinya, untuk memperoleh efek tertentu. Yang bikin beda adalah your intention, niatan loe. Kenapa kita berhiperbol, itu yang membuat efeknya jadi beda, itu yang bikin keluarannya beda.

Ketika Akmal, melakukan hiperbol, dia tidak sedang mengatakan hal yang tidak sesuai dengan kenyataan, dia hanya sedang membangun imajinasinya. Dia sedang membangun dunianya sendiri di mana tidak ada yang tidak mungkin di dalamnya. Jeruk segede bis tingkat, punya uang infinity, robot dengan naluri manusia, dll. Sebenarnya Akmal sedang melatih otaknya untuk berfikir tanpa batas (limitless). *halah bahasa gw, jadi malu sendiri bacanya* Tidak ada niatan untuk berbohong. Hanya berbagi imajinasi dan dunianya dengan orang di sekitar. Dan ini baik buat dirinya. Orang dewasa memahami itu

Beda dengan Donatello ketika ber-hiperbol, Donatello tidak sedang membangun imajinasi, dia sedang membangun sebuah benteng pertahanan, dia sedang melindungi dirinya dari serangan luar. Yang pasti sesuatu yang dia lindungi dengan benteng pertahanan adalah sesuatu yang tidak baik. Makanya, keluarannya pun sesuatu yang negatif. Untuk contoh di atas, dia membangun benteng pertahanan untuk keterlambatannya.

Jadi kalo gini, yang bisa berhiperbol dengan niatan tulus, *halah niatan tulus* cuma anak-anak donk?
Ga juga!

Gw ajak loe ke masa sebelom si Ganteng Akmal n si Unyu Donatello lahir. Masa ketika orang masih berpikir kalo bumi itu datar, dan empat penjurunya di jaga oleh malaikat. Dan ini sudah dipatenkan oleh Gereja, Pihak yang berkuasa waktu itu. Eh, dengan semena-mena, Si Entop, panggilan Christhoper Colombus bilang kalo bumi itu bulat. Gemana ga kebakaran jenggot orang-orang di sekitar. Apa ini artinya Si Entop sedang berbohong, engga deh kayaknya, apa dia sedang membangun benteng pertahanan, bertahan dari apa? Jawabannya sama, dia sedang berbagi imajinasi tanpa batasnya, berbagi dunia-mungkin-untuk-semua-hal miliknya dengan orang di sekitar. Dia tunjukan dunianya kepada semua orang dengan bukti, dan dia berhasil.

Hal yang sama terjadi pada Encep, panggilan Einstain, waktu dia bilang “Energi dapat diciptakan dan dapat dimusnahkan.” Sekate-kate lu Cep –Einstain orang Betawi--- Lu pikir elu Tuhan, bisa menciptakan n memusnahkan Energi. You know the rest of the story, terciptalah rumus fenomenal itu E=mc2 sebagai bukti.

What I'm trying to say, Jangan penjarakan imajinasi loe, sah-sah aja ko punya imajinasi tanpa batas, loe boleh membayangkan apa pun, walau loe harus berhadapan dengan seluruh dunia. Tapi pastikan imajinasi loe, dunia-segalanya-mungkin milik loe, punya landasan yang tulus. I'll shere to you, imajinasi terliar gw, he..he..., No, bukan Miyabi. Gw pengan dapet luka bekas berantem antar suporter di lengan sebelah kiri pada saat pertandian derby Lazio VS Roma, di Olimpico stadium, kandang Lazio, saat pertandiang berakhir 2-1 untuk kemenangan Roma. How's that sound?

2 comments:

  1. ada kebohongan publik di postingan ini, pembunuhan karakter...halah *abis klik unyu donatello* pantes tadi perasaannya gak enak pas mo nge-klik bwahahahaha

    ReplyDelete
  2. Si "unyu" donatello?
    Yakin gak ada k di depan dan akhir?
    Hehehe...peace bro.

    ReplyDelete